Penerapan Metode Cepat-Tepat dalam Pembelajaran
Penulis :
Dodi Herdiana, S.Pd.
Instansi :
SMPN 2 Kersamanah Garut
Jabatan :
Guru IPA/ Kepala Lab./ Operator
Pembelajaran
merupakan proses siklus segitiga yang saling berhubungan antara Guru, Peserta
Didik dan materi pembelajaran. Dengan kata lain bahwa pembelajaran mengandung
makna kegiatan mengajar dan belajar antara pihak yang mengajar adalah guru,
yang belajar adalah siswa dan materi adalah bahan yang akan meramaikan proses
pembelajaran yang nantinya akan berorientasi pada pengembangan kognitif, afektif dan psikomotorik.
Sebagaimana
dijelaskan oleh Arikunto (1993: 4) mengemukakan bahwa “pembelajaran adalah
bantuan pendidikan kepada anak didik agar mencapai kedewasaan di bidang
pengetahuan, keterampilan dan sikap”. Lebih lanjut Arikunto (1993: 12) mengemukakan
bahwa “pembelajaran adalah suatu
kegiatan yang mengandung terjadinya proses penguasaan pengetahuan, keterampilan
dan sikap oleh subjek yang sedang belajar”.
Proses
pembelajaran yang berlangsung tidak hanya pada ketiga komponen di atas, tetapi
komponen lain pun ikut berperan penting didalamnya seperti metode pembelajaran,
media pembelajaran, fasilitas pembelajaran dan kurikulum. Tidak akan
berjalan dengan baik proses pembelajaran di kelas jika komponen-komponen
tersebut tidak ada.
Keberhasilan suatu pembelajaran
untuk dijadikan pembelajaran yang bermakna tidak terlepas dari
komponen-komponen di atas, khususnya methode
yang digunakan oleh seorang guru dalam pembelajaran. Metode pembelajaran adalah
suatu cara atau upaya yang dilakukan oleh para pendidik agar proses belajar mengajar
pada peserta didik tercapai sesuai dengan tujuan. Metode pembelajaran ini
sangat penting dilakukan agar proses belajar mengajar tersebut
nampak menyenangkan dan tidak membuat para peserta didik tersebut suntuk atau
membosankan (klasikal), dan juga para peserta didik tersebut dapat menangkap
ilmu dari pendidik tersebut dengan mudah.
Berdasarkan Peraturan Pemerintah
No. 19 Tahun 2005 pasal 19 disebutkan bahwa proses pembelajaran pada satuan pendidikan diselenggarakan secara
interaktif, inspiratif , menyenangkan, menantang, memotivasi peserta didik
untuk berpartisipasi aktif serta memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa,
kreativitas dan kemandirian sesuai dengan bakat, minat dan perkembangan fisik
serta psikologis peserta didik. Peraturan itu sejalan
dengan teori siswa aktif artinya guru dituntut untuk menjadikan siswa sebagai
pusat pembelajaran (student centered)
terutama dengan munculnya kurikulum baru yaitu kurikulum 2013. Dengan
diaktifkannya siswa dalam belajar akan semakin terlatih menggunakan kemampuan
berpikirnya. Oleh karena itu asumsi dari aktif siswa adalah bukan dari hebohnya
suasana dalam kelas, akan tetapi bagaimana penggunaan aktivitas berpikir yang
tinggi.
Penulis mencoba untuk berbagi
pengalaman dalam proses belajar mengajar khususnya metode yang pernah
diterapkan. Metode yang digunakan sewaktu proses belajar mengajar berlangsung
adalah “ Metode Cepat-Tepat”. Walaupun demikian tidak semua materi dilakukan
dalam proses belajar mengajar atau pembelajaran menggunakan metode ini.
Penggunaan metode ini juga
diharapkan menjadi salah satu metode yang berorientasi pada pembelajaran aktif
(active learning), yaitu Pembelajaran
yang mengoptimalkan penggunaan semua potensi yang dimiliki oleh anak didik,
sehingga semua anak didik dapat mencapai hasil belajar yang memuaskan sesuai
dengan karakteristik pribadi yang mereka miliki. Di samping itu pembelajaran
aktif (active learning) juga
dimaksudkan untuk menjaga perhatian siswa/anak didik agar tetap tertuju pada
proses pembelajaran. Selain active
learning, pembelajaran PAKEM (
Pembelajaran aktif, kreatif, efektif dan menyenangkan) pun dijadikan dasar dari
metode ini. Pembelajaran PAKEM yang sekarang disebut PAIKEM, juga berpusat pada
anak atau peserta didik sehingga mereka merasa termotivasi untuk belajar. PAKEM adalah penerjemahan dari empat
pilar pendidikan yang dicanangkan oleh UNESCO:
1.
learning to know, yaitu mempelajari ilmu
pengetahuan berupa aspek kognitif dalam pembelajaran;
2.
learning to do, yaitu belajar melakukan yang
merupakan aspek pengamalan dan pelaksanaannya;
3.
learning to be, yaitu belajar menjadi
diri sendiri berupa apsek kepribadian dan kesesuaian dengan diri anak.
4.
Learning to life together, yaitu belajar hidup
dalam kebersamaan yang merupakan aspek kesosialan anak.
Kegiatan
Cepat Tepat adalah sesuatu yang tidak asing bagi kita karena pada media-media
elektronik seperti Televisi selalu ada menayangkan acara cepat tepat ini.
Penulis berpikir dan mencoba bagaimana metode cepat tepat ini jika diadopsi
untuk suatu metode pembelajaran.
Bagaimana metode cepat-tepat ini
dilaksanakan ?
Penulis
mencoba menyusun metode ini agar menarik
yaitu dalam suatu Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP). Pelaksanaan
metode ini dibagi dalam 2 tahap yaitu tahap diskusi dan tahap action. Tahap diskusi dimaksudkan agar
para peserta didik mengumpulkan informasi materi atau masalah yang telah
diberikan oleh guru, dan tahap action adalah tahap tampil. Berikut adalah tahapan
dari metode cepat-tepat.
1.
Tahap pertama
a. Guru membagi peserta didik dalam kelompok (4 kelompok) dan
masing-masing kelompok menentukan materi untuk didiskusikan;
b. Peserta didik dibantu oleh guru dalam
kelompok berdiskusi materi untuk bahan cepat-tepat;
2.
Tahap kedua
a. Guru mempersiapkan 4-5 amplop yang didalamnya berisi
pertanyaan-pertanyaan untuk dipilih oleh setiap kelompok;
b. Guru membacakan pertanyaan dalam amplop yang dipilih, dan jika kelompok
pertama tidak bisa menjawab maka teman kelompok yang tidak menjadi perwakilan
ke depan diperbolehkan untuk mencatat, menjawab dan jika tidak ada maka
kelompok berikutnya berhak menjawab;
c. Kelompok kedua dan ketiga, mendapatkan kesempatan yang sama seperti
kelompok pertama;
d. Peserta didik dengan dibantu guru membuat kesimpulan;
e. Guru melakukan Quiz sebagai feedback.
Tahapan
atau alur metode di atas tidak baku, artinya setiap guru dapat mengembangkannya
lebih luas. Harapan penulis metode ini dapat dikembangkan menjadi suatu metode
yang benar-benar dapat memberikan kemudahan atau keringanan dalam mentransfer
ilmu dari guru ke anak didiknya, terutama pada pembelajaran aktif di sekolah.
Sehingga tidak hanya memunculkan domain kognitif saja, tetapi domian afektif
dan psikomotorik anak didik pun ikut terangsang.
Semoga
bermanfaat.
0 Responses to "Penerapan Metode Cepat-Tepat dalam Pembelajaran"
Posting Komentar